Yusril Blog(Yogyakarta)- Cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, KRT Jatiningrat mengatakan, Sultan Hamengku Buwono X baru pertama kali menyampaikan Sabda Tama, sepanjang sejarahnya menjadi Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Sabda Tama adalah sesuatu yang sakral dan tidak sembarangan diucapkan," kata Jatiningrat yang ditemui di Kraton Kilen, Kamis (10/5/2012).
Jatiningrat juga mengatakan, Sultan HB IX pun hanya menyampaikan Sabda Tama sekali yakni Amanat 31 Oktober 1945. Sabda Tama Sultan HB X kali ini berkaitan dengan pengukuhan Angkling Kusuma sebagai Raja Kadipaten Puro Paku Alaman dan perkembangan situasi Yogyakarta.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan "Sabda Tama" secara mendadak. Sabda ini untuk menyikapi kedudukan Raja Kraton dan Adipati Pakualam dalam pemerintahan, serta menyikapi pengangkatan Angkling Kusumo sebagai Adi Pakualam baru.
"Saya Raja Mataram akan menyampaikan Sabda: Adapun Kraton Ngayogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman itu, dua-duanya menjadi satu. Mataram itu negara yang merdeka, yang memiliki aturan dan tata pemerintahan sendiri. Seperti yang dikehendaki dan diperkenankan, termasuk Mataram di dalam Nusantara, mendukung berdirinya negara, tetapi tetap memiliki aturan dan tata pemerintahan sendiri. Yang itu seperti diinginkan para Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alaman yang bertahta, ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur," kata Sultan.
Acara Sabda Tama juga dihadiri Adipati Puro Pakualaman IX, serta GKR Hemas dan keluarga.
Sabda tama sultan ini merupakan ketegasan sultan atas Yogyakarta di dalam Indonesia. Ketegasan yang menggambarkan bahwa di masa lalu Yogyakarta menyatakan bergabung dengan NKRI dengan catatan memiliki hak istimewa. Dan itu diamini oleh Soekarno. Artinya pada dasarnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan daerah yang berdaulat yang menghargai dan mengakui NKRI. Semoga ini dijadikan catatan khusus bagi elit politik Indonesia yang berusaha mengusik Yogyakarta.
"Sabda Tama adalah sesuatu yang sakral dan tidak sembarangan diucapkan," kata Jatiningrat yang ditemui di Kraton Kilen, Kamis (10/5/2012).
Jatiningrat juga mengatakan, Sultan HB IX pun hanya menyampaikan Sabda Tama sekali yakni Amanat 31 Oktober 1945. Sabda Tama Sultan HB X kali ini berkaitan dengan pengukuhan Angkling Kusuma sebagai Raja Kadipaten Puro Paku Alaman dan perkembangan situasi Yogyakarta.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan "Sabda Tama" secara mendadak. Sabda ini untuk menyikapi kedudukan Raja Kraton dan Adipati Pakualam dalam pemerintahan, serta menyikapi pengangkatan Angkling Kusumo sebagai Adi Pakualam baru.
"Saya Raja Mataram akan menyampaikan Sabda: Adapun Kraton Ngayogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman itu, dua-duanya menjadi satu. Mataram itu negara yang merdeka, yang memiliki aturan dan tata pemerintahan sendiri. Seperti yang dikehendaki dan diperkenankan, termasuk Mataram di dalam Nusantara, mendukung berdirinya negara, tetapi tetap memiliki aturan dan tata pemerintahan sendiri. Yang itu seperti diinginkan para Sultan Hamengku Buwono dan Adipati Paku Alaman yang bertahta, ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur," kata Sultan.
Acara Sabda Tama juga dihadiri Adipati Puro Pakualaman IX, serta GKR Hemas dan keluarga.
Sabda tama sultan ini merupakan ketegasan sultan atas Yogyakarta di dalam Indonesia. Ketegasan yang menggambarkan bahwa di masa lalu Yogyakarta menyatakan bergabung dengan NKRI dengan catatan memiliki hak istimewa. Dan itu diamini oleh Soekarno. Artinya pada dasarnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan daerah yang berdaulat yang menghargai dan mengakui NKRI. Semoga ini dijadikan catatan khusus bagi elit politik Indonesia yang berusaha mengusik Yogyakarta.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !